DETEKSI DINI
PENYULIT PERSALINAN
Partograf adalah alat bantu untuk
memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan
klinik.
A.
Pemanfaatan Partograf Pada Setiap Persalinan Kala I Aktif
Ø Mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.
Ø Mendeteksi apakah proses persalinan
berjalan secara normal. Dengan dernikian juga dapat mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama.
Ø Data pelengkap yang terkait dengan
pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru 1ahir.
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru 1ahir.
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten,
partograf akan membantu penolong persalinan untuk:
Ø Mencatat
kemajuan persalinan
Ø Mencatat
kondisi ibu dan janinnya
Ø Mencatat
asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
Ø Menggunakan
informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
Ø Menggunakan
informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuaidan tepat
waktu
Partograf
harus digunakan:
1. Untuk semua
ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari
asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik
normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan da1am
memantau, mengeva1uasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan da1am
memantau, mengeva1uasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
2. Selama
persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, dll).
bidan swasta, rumah sakit, dll).
3. Secara rutin
oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum,
Residen dan Mahasiswa Kedokteran).
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum,
Residen dan Mahasiswa Kedokteran).
4. Penggunaan
partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
Partograf tidak dibuat pada kasus-kasus :
-
Pada saat
MRS pembukaan > 9 cm
-
Akan
dilakukan seksio sesar elektif
-
Pada saat
MRS akan dilakukan seksio sesar darurat
-
Partus
prematurus
-
Bekas seksio
sesar 2 kali
-
Bekas seksio
sesar klasik
-
Kasus
preeklampsia dan eklampsia
B. Pencatatan selama Fase Laten Kala
Satu Persalinan
Seperti yang
sudah dibahas, kala satu persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan
fase aktif yang diacu pada pembukaan serviks:
Ø fase laten:
pembukaan serviks kurang dari 4 cm
Ø fase aktif:
pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm
Kala Satu
Persalinan :
Selama fase
laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat
dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu
Menuju Sehat(KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali
membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intevensi juga
harus dicatatkan.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:
-
Denyut
jantung janin: setiap 1/2 jam
-
Frekuensi
dan lamanya kontraksi uterus: setiap 4 jam
-
Nadi: setiap
1/2 jam
-
Pembukaan
serviks: setiap 4 jam
-
Penurunan
bagian terbawah janin: setiap 4 jam
-
Tekanan
darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
-
produksi
urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam
Jika ditemui gejala dan tanda penyulit,
penilaian kondisi ibu dan bayi harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan
yang sesuai apabila pada diagnosis disebutkan adanya penyulit dalam persalinan.
Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang
kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda
kegawatan atau penyulit, ibu boleh pulang dengan instruksiuntuk kembali jika
kontraksinya menjadi teratur, intensitasnya makin kuat dan frekuensinya
meningkat. Apabila asuhan persalinan dilakukan di rumah, penolong persalinan
hanya boleh meninggalkan ibu setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam
kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk menghubungi kembali
penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi. Rujuk ibu ke
fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih dari 8 jam.
Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan
Halaman
depan partograf menginstruksikan observasi dimulai pada fase aktif persalinan
dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama
fase aktif persalinan, yaitu:
Informasi tentang ibu:
Informasi tentang ibu:
1.
nama, umur;
2.
gravida, para, abortus (keguguran);
3.
nomor catatan medikl/nomor puskesmas;
4.
tanggal dan
waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan
mulai merawat ibu);
5.
waktu
pecahnya selaput ketuban.
Kondisi janin:
1. Djj;
2. Warna dan
adanya air ketuban;
3. Penyusupan (molase) kepala janin
4. Penurunan bagian terbawah atau presentasi
janin;
5.
Garis
waspada dan garis bertindak..
Jam dan waktu:
1. Waktu
mulainya fase aktif pers'alinan;
2. Waktu aktual
saat pemeriksaan atau penilaian .
Kontraksi uterus:
3. Frekuensi
kontraksi dalam waktu 10 menit
4. Lama kontraksi
(dalam detik) .
Obat-obatan
dan cairan yang diberikan:
- Oksitosin
- Oksitosin
-
Obat-obatan lailnnya dan cairan IV yang diberikan.
Kondisi ibu:
Kondisi ibu:
1. Nadi,
tekanan darah dan temperatur tubuh
2. Urin
(volume, aseton atau protein).
Asuhan, pengamatan dan keputusan
klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau di
catatan kemajuan persalinan)
Mencatat Temuan Pada Partograf
Mencatat Temuan Pada Partograf
·
lnformasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal
(atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan.Waktu
kedatangan (tertulis sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan
perhatikankemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput
ketuban.
·
Kondisi Janin
Bagan
atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ),
air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
Ø Denyut jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin
(DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tandatanda gawat janin).
Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka
di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda
titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian
hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan bersambung
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180
dan 100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120
atau diatas160. untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ
melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang
yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
-
U : selaput
ketuban masih utuh (belum pecah)
-
J : selaput
ketuban sudah pecah dan air ketuban jemih
-
M : selaput
ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
-
D : selaput
ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
-
K : selaput
ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi ("kering")
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika
terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat
janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut
jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit) maka ibu harus segera
dirujuk Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir
Ø Penyusupan(Molase)
Tulang Kepala Janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan
pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan.Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang- lambang berikut ini:
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan
pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan.Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang- lambang berikut ini:
0
:
tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1
:
tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2
:
tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3
:
tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
·
Kolom dan
lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.Angka
0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besamya dilatasi serviks. Nilai
setiap angka sesuai dengan besamya dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan
menempati lajur dan kotak tersendiri.Perubahan nilai atau perpindahan lajur
satu ke lajur yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm.
Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum
arigka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya (Menentukan Penurunan Janin). Setiap kotak segi empat atau kubus
menunjukkan waktu 30 menit untuk pencatatat waktu pemeriksaan, denyut jantung
janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi ibu.
1.
Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besamya pembukaan serviks.
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besamya pembukaan serviks.
2.
Penurunan bagian terbawah janin
Setap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam),
atau lebih sering (jika ditemukan tandat nda penyulit). Cantumkan hasil
pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian
terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan
pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi
ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan
serviks mencapai 7 cm. Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak
terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks.
Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai cantah,
jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka tuliskan
tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan tanda '0' dari setiap
pemeriksaan dengan garis tidak terputus
3.Garis waspada dan garis bertindak Garis
waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana
pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam.
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang
dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase
aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik,
dll).Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan,
rnisalnya :persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau
puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat
darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak
4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di
sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan
untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat
rujukan sebelum garis bertindak terlampaui. Jam dan waktu 1.
Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks
dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12. Setiap kotak
menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
2. Waktu Aktual Saat
Pemeriksaan atau Penilaian Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif,
tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan.
Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu
tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan
serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah.
Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di
garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu
yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan
serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang
sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan
catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ke
tiga dari kiri).
Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
-Obatan Dan Cairan Yang Diberikan
Dibawah
lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin,
obat-obat lainnya dan cairan IV.
obat-obat lainnya dan cairan IV.
1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
2.
Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.
Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang
untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang
untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
2. Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan
catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkernih). Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan
aseton dan protein dalam urin.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
• Jumlah
cairan per oral yang diberikan
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar